Di dalam ilmu statistika, terdapat berbagai macam metode analisis data yang bisa kita gunakan. Salah satunya adalah metode korelasi kanonik. Untuk mendapatkan nilai korelasi kanonik, teknik statistika ini bisa kita terapkan pada software SPSS.

Pengertian Metode Korelasi Kanonik

Korelasi kanonik adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menentukan tingkat asosiasi linear antara dua set variabel. Kedua variabel tersebut adalah variabel bebas (independent variable) variabel tak bebas (dependent variable).

Sebenarnya, korelasi kanonik merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda. Namun, metode ini berfokus pada hubungan antara dua set variabel yang berskala interval.

Metode ini dapat kita terapkan pada data kuantitatif maupun data kualitatif. Tak jauh berbeda dengan metode statistika multivariate. Korelasi kanonik membutuhkan pengujian data dan pengujian asumsi sebelumnya.

Penting untuk dicatat, semua data yang akan kita gunakan dalam korelasi kanonik harus berjenis metrik. Data metrik adalah data interval atau data rasio. Karena itulah, data nominal seperti jenis kelamin atau data ordinal, sebaiknya tidak menggunakan korelasi kanonik.

Pengaplikasian Metode Korelasi Kanonik di SPSS

Pengaplikasian korelasi kanonik dalam software SPSS terbilang cukup mudah. Terdapat beberapa tahap sederhana yang harus kita selesaikan. Berikut ini penjelasannya.

  1. Buka file Excel berisi data yang akan kita gunakan dalam korelasi kanonik. Pastikan data tersebut memiliki lebih dari satu variabel X dan lebih dari satu variabel Y.
  2. Setelah data siap, buka perangkat lunak SPSS.
  3. Pada “Variabel View,” definisikan variabel yang akan digunakan dalam analisis (variabel X dan Y).
  4. Salin data dari Excel ke SPSS pada tampilan “Data View.”
  5. Selanjutnya, lakukan analisis korelasi kanonik. Terdapat dua cara untuk melakukannya. Pertama, jika menginstal add-in untuk analisis korelasi kanonik, kita dapat mencarinya langsung dalam menu “Analyse.” Kedua, jika tidak menemukan opsi tersebut dalam menu “Analyse,” dapat menggunakan menu “Syntax.”
  6. Setelah memastikan semua sintaksis yang telah kita tulis sesuai, klik “Run” dan pilih “All.” Maka, hasil analisis korelasi kanonik akan ditampilkan dalam output SPSS.
  7. Setelah mendapatkan output, peneliti atau pengguna SPSS dapat menginterpretasikan hasilnya berdasarkan referensi atau literatur yang relevan. Selain itu, kita juga bisa menyesuaikannya dengan pernyataan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.

Demikianlah penjelasan singkat tentang metode korelasi kanonik beserta cara pengaplikasiannya pada SPSSS. Melalui informasi ini, kita bisa menginterpretasikan hasil korelasi kanonik dengan baik.